Cerbung "Derita Hati"


Hari itu berubah menjadi mendung sejak kereta yang ditumpangi Anis sudah melintasi kota Jakarta. Namun, Anis masih saja berdiam duduk disebelah jendela kaca kereta. Wajahnya yang masih sembab terlihat kaku dan tak berminat untuk mengeluarkan suara. Kereta sudah memasuki kawasan stasiun kota. Kereta pun terhenti. Semua penumpang dengan tujuan kota sudah turun. Tapi Anis masih saja membeku seperti keadaan nya yang sejak tadi.

Tiba-tiba seorang pria yang tadinya tertidur tiba-tiba terbangun setelah sadar bahwa semua penumpang sudah turun kecuali dirinya. Lalu tanpa peduli ia langsung berdiri dan mengambil tas ransel yang dipangkuannya tadi. Dengan setengah berlari ia menuju pintu kereta yang akan tertutup kembali.
Brakkkkkk,,,, tiba-tiba kaki pria itu menyenggol kaki anis yang menyilang didepan. Pria itu hampir terjatuh tapi tidak jadi. Beruntung ia langsung meraih pegangan disisi pintu kereta. Lalu turun dan menghilang. Kemudian pintu kereta itupun tertutup lagi.

Anis terhenyak dalam kebisuannya. Dia merasa seperti ada seseorang yang menabrak kakinya. Tapi siapa? Sudah tidak ada penumpang selain dirinya. Dia mencoba melirik deretan bangku disekelilingnya. Tidak ada orang?
Anis mengusap matanya, airmata nya jatuh mengalir deras membanjiri wajahnya yang memerah.
Oh tuhan ini dimana? Aku belum pernah mendatanginya sebelumnya. Keretanya terus berjalan. Aku mau kemana? Aku sungguh bingung tuhan. Aku takut dan benar-benar takut.
Anis menangis sambil mengigiti bibirnya agar tak mengeluarkan suara. Dia meringkuk dalam duduknya. Tiba-tiba matanya yang berair melirik sebuah benda yang terletak tepat diujung bawah kakinya. Anis ingin meraih dengan tak bersemangat. Sebuah Handphone dengan merk Samsung S6. Anis yang masih menangis menatap handphone yang sudah ada ditangannya itu. Dia meletakkannya dikursi samping nya begitu saja. Seperti nya dia tak berminat memungutnya.
Tiba-tiba Anis mendengar bahwa kereta yang ia tumpangi berada di rawamangun. Anis bingung karena ia baru saja mendengar nama itu. Tapi jika masih tetap berada dalam kereta ia tidak tahu sampai kemana ia akan dimana lagi. Atau mungkin setelah ini kereta akan berbalik arah untuk pulang keasalnya lagi? Oh tuhan, aku tidak mau jika harus kembali.

Anis langsung berdiri dan meraih tasnya lalu beranjak ingin keluar kearah pintu.
Tapi matanya masih tertuju pada hape yang ia taruh tadi. Dia tidak tahu itu milik siapa? Tapi jika ia tidak mengambilnya atau mengamankannya bisa jadi hape itu akan jatuh ketangan orang yang salah. Tanpa berpikir panjang anis berbalik badan dan mengambil hape itu lagi. Lalu memasukkannya dikantong jacketnya.

Anis berjalan keluar dari stasiun. Diluar stasiun ia berdiri menatap orang-orang disekelilingnya.
Oh tuhan aku hendak kemana? Apa yang menjadi tujuanku?
Anis terduduk diantara orang-orang yang sibuk dengan kejadian nya masing-masing. Anis masih terus berpikir apa yang harus ia lakukan?

Tanpa ragu ia bangkit dan berdiri lalu menghampiri penjaga yang bertugas. Kemudian bertanya "maaf pak, mau nanya kalau boleh tau ini didaerah mana ya? Penjaga itu tersenyum menatap anis lalu menjawab " oh iya neng, ini dirawa mangun daerah Jakarta. Emang neng mau kemana ya?
Anis kaget, tak menyangka kalau ia sedang berada di Jakarta. Jakarta itu kan ibukota indonesia yang sering disebut di Tivi. Bisik Anis dalam hatinya. Haa??? Aku harus jawab mau kemana ya? Aku kan tidak tahu daerah Jakarta dan mau kemana? Oh iya aku ingat, dulu aku kan pernah menonton di tivi nya temanku waktu tidur dirumahnya. Disana ayahnya Nina temanku pas sedang menonton tayangan tentang universitas Indonesia yang katanya ada di Jakarta. Aku juga sempat menonton dan melihat gambar universitas nya. Ya, hanya itu yang aku tahu tentang Jakarta.
"Oh iya pak, aku mau ke Universitas Indonesia. Tapi aku tidak tahu jalannya hendak kesana pak" jawab anis yakin seolah-olah tujuannya benar hendak kesana.
"Oh UI ya neng, yaudah neng nanti naik angkot ini dan ini kemudian...." jawab bapak itu mencoba menjelaskan rute perjalanan menuju kesana.
Anis yang benar-benar belum tahu daerah nya mencoba menghapal dalam ingatannya dan jangan sampai lupa.
Anis mulai meninggalkan stasiun itu, lalu menaiki angkot yang disarankan bapak tadi itu.
 Sedikit lama diperjalanan membuat anis tak sadar bahwa ia sudah tiba didepan kampus UI.
"Neng udah sampai di kampus UI nih". Kata sisupir yang sudah ia pesani tadi. Anis pun turun dari angkot setelah membayarnya.
Tepat didepan kampus UI anis berdiri dan menatap universitas yang sekarang sudah ada didepannya. "Oh iya ya, ini mirip sama yang ditivi aku lihat.
Lalu jika sudah disini aku mau ngapain yah? Bisik anis lagi dalam hatinya. Anis duduk disebuah kursi yang terletak dibawah pohon didepan Kampus UI tersebut. Ia pun terdiam kembali sambil menatap mahasiswi yang melintas didepannya. Tiba-tiba dua orang mahasiswi datang duduk dikursi samping ia duduk. mahasiswi itu bercerita tentang Curhat masalah mereka. Anis tak sengaja mengupingnya. Tiba-tiba anis seperti mendapat sebuah ide saat mendengar percakapan dua orang mahasiswi itu.
"Heh, ntar lu nginep dikosan gua aja ya?"
Sepotong percakapan yang menarik dan dijadikan ide oleh anis.
Yes, sekarang aku tau apa yang harus lakukan. Teriak anis kegirangan.
Kosan, yah aku harus mencari kosan untuk aku bisa tempati. Tapi dimana ya?
Anis berjalan mencoba ingin mencari apa yang ada dibenaknya. Ia terus berjalan kearah jalan disekitar kampus Ui tersebut.
Tiba-tiba dia melihat seorang kakek hendak menyebrang jalan. Kakek tersebut berjalan meraba-raba dengan tongkat yang ia pegang. Anis mendekati kakek itu dan menuntunnya keseberang. Sikakek tersebut tersenyum dan mengucapkan terima kasih pada anis. Lalu manis melihat kakek itu seperti sedang ditunggui seorang laki-laki didalam sebuah mobil. Anis tak begitu memperdulikannya lagi.

Anis tertuju pada sebuah rumah yang didepan pagarnya terdapat tulisan
"TERIMA KOST". Haaahh? Yes akhirnya aku Menemukannya. Pekik anis kegirangan.
Lalu anis segera mendatangi kost tersebut dan memasukinya.
didepan pintu kamar kost itu berdiri seorang wanita tua dengan mimik wajah yang menakutkan. Ia seperti berbicara dengan seorang wanita muda yang berdiri menunduk didepan nya.lalu beberapa wanita muda lainnya memandangi mereka .wanita tua itu seperti nya menyadari kedatanganku. Pandangannya lansung tertuju padaku. Ekpressi wajahnya yang tadi menakutkan tiba-tiba berubah manis seperti bunglon yang beradaptasi.
"Oh mau cari siapa dek?" Tanyanya padaku.
"Hmmm,, mau cari kontrakan bu, apa ibu kontrakannya ada?" Jawab anis
"Oh ada dek, kebetulan nih baru aja mau keluar" jawab ibu itu sambil menunjuk wanita yang berdiri menunduk didepannya itu yang mengeluarkan airmata.
"Anis pun heran dan menjawab " oh makasih bu, tapi maaf sebelumnya bu. Tapi kenapa dia keluar hari ini? Apa dia ada masalah bu?
Ibu itu menjawab ketus, "ya, hari ini dia membuat kesalahan yang sama lagi. Dan ini juga merupakan peringatan terakhir untuk dia lagi tanpa ada kesempatan".
Anis pun merasa bingung dengan alasan kebenarannya. Tapi ia takut jika ingin bertanya lagi.

Ibu itu pun berbicara dengan wanita itu lagi. Setelah itu dia meninggalkannya dan mengajakku kerumahnya untuk berbicara. Akupun mengikuti perintahnya. Rumahnya ada didepan deretan kos itu. Rumahnya yang besar dikelilingi oleh kosan miliknya.
Setelah disuguhi minum segelas teh, dan berbicara masalah administrasi kami pun berjalan kekosan tempat ia kutemukan tadi.
"Apa dia sudah pergi?"tanya ibu itu pada wanita didepan kos itu.
"Oh udah bu tadi"jawab mereka.
Oke.baguslah!!! Jawabnya

Sekarang selamat datang dikosan barumu anis semoga kau merasa nyaman disini". Kata ibu itu sambil memberikan kunci kamar itu pada Anis. Anis pun membuka pintu kamar itu lalu masuk kedalamnya. Anis mwletakkan tas yang ada dibahunya sejak tadi. Lalu anis merebahkan badannya diatas kasur yang membentang. Kemudian perlahan ia pejamkan matanya. Tak terasa airmata nya mengucur deras membasahi wajahnya itu.

Anis masih membayangkan kejadian yang ia alami tadi hingga ia tiba disitu.
"Ayah, kenapa kau tega melakukan ini pada putrimu sendiri?. Ibu maafkan aku membuatmu menangis. Seandainya ayah tidak melakukan hal itu mungkin aku juga tidak senekad ini".
Airmata anis pun semakin membanjiri pipinya.

Toktoktoktokkkkkkk,,,, tiba-tiba pintu kamar Anis seperti diketuk seseorang. Anis bangkit dari tidurnya lalu mengusap matanya yang basah lalu berjalan membuka pintu.
"Maaf mba, saya mang Ujang. saya disuruh ibu mengantarkan ini untuk mba". Seorang lelaki setengah tua datang sambil mengulurkan sebuah nampan yang berisi makanan.
"Oh iya mang, makasih sebelumnya. Maaf merepotkan".jawab anis sambil menerima nampan itu.
Mang ujang pun telah pergi. Anis menutup pintu kamarnya lagi dan meletakkan nampan itu dimeja sisi tempat ia berbaring. Hmmmm , baunya begitu menggiurkan. Sepertinya ini baru saja dimasak karena masih panas. Semangkok soto ayam dengan sepiring nasi.
"Sepertinya ini menggiurkan kanku". Bisik anis yang kebetulan juga sudah mulai lapar karena belum mengisi perutnya sama sekali. Lalu anis duduk dan menyantap makanannya itu. Setelah menghabiskan makanan yang diantar mang Ujang tadi, anis bergegas mandi untuk menghilangkan bau badannya karena berjalan jauh tadi.


Bersambung.........

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Episode 2 "5 MENIT"

PUISI "Derita Hatiku"