PUISI "Derita Hatiku"

Menari indah memory ku tentang masa-masa silam itu
Samar-samar jauh terlihat dipelupuk mataku yang memburam
Sebingkai mentari yang hampir condong merebahkan diri
Membuat Suasana semakin damai dalam ketenangan

Sebuah gubuk yang berdiri kokoh menghadap ketepian laut
Disekelilingnya nyiur yang melambai mengikuti angin pesisir
Pekarangan yang diselimuti rumput hijau yang tumbuh tertata rapi
Bak karpet yang menggulung menutup permukaan tanah yang telanjang

Dihalaman itu segerombol bocah berlarian sambil tertawa
Memutarinya bahkan jatuh terlentang direrumputan itu
Wajah mereka berseri seperti tak menyimpan duka
Lalu terus tersenyum hingga tak ada suara yang memberatkan

Kulihat Pintu rumah itu terbuka melebar, menyiangi pupilku
Tersentak sensoriku kaku menatapnya yang mewujudkan diri
Berjalan kearah imaginasiku yang semakin menjauhinya
Oh tuhan maafkan aku, aku merindukan sepasang sosok itu

Sosok itu yang membuatku kerapuhanku menjadi hidup kembali
Tapi kenapa tiba-tiba batinku serasa ditusuk sembilu?
Aku ingin menggapainya, merangkul lalu memeluknya
Kenapa tanganku tak dapat meraihnya yang ingin menghampiriku

Lihat,,dia melambaikan tangannya untukku tuhan,
Tapi kenapa ragaku terasa menjauhinya
Oh tuhan betapa jahatnya aku,
Aku membiarkannya meratapiku

Semakin jauh, jauh hingga bayangan sosok itu ditelan waktu
Mereka sudah tidak terlihat olehku lagi tuhan
Kuselidik tempatku berdiri yang mematung
Kakiku keram bergoyang hendak tersungkur

Ku coba usap mata ini dengan kedua tanganku
Perlahan derai air mengalir dari sela-sela mataku
Waktuku tak dapat terulang menjadi sejarah baru
Yang kembali pada keadaan yang nyata kuraskembali

By: Nurmayani Tanjung



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Episode 2 "5 MENIT"

Cerbung "Derita Hati"