Episode 2 "5 MENIT"

Episode 2 :

Keesokan harinya seperti biasa aku berangkat kesekolah. Ada yang tidak biasa bagiku yaitu ketidakhadiran gadis itu. Tidak ada keterangan apapun dari dirinya. Memang ini bukan hal penting bagi kami. Tapi, bagiku ini sedikit aneh setelah kejadian yang kemarin. Aku mencoba menahan rasa keinginantahuanku.

Keesokan harinya juga aku tidak melihat sosoknya yang selalu duduk sendiri dibangku belakang. Dia tidak punya teman sebangku karena mungkin dia tak menginginkan nya.

Seminggu sudah berlalu tanpa kehadirannya. Aku semakin penasaran tentang nya. Tak ada yang tahu bagaimana dia. Tak ada teman tempat untuk bertanya. Aku mencoba memberanikan diri menanyakan kepada guru tapi jawaban yang sama yang kuterima.

Aku ingin pergi kerumahnya tapi aku tidak tahu dia tinggal dimana.
"Dasar manusia tak ada jiwa sosialnya sedikitpun. Bagaimana mungkin dia bisa hidup seperti itu selama ini? Aku pikir mungkin dia tinggal di gua untuk bersemedi" pikirku sendiri merasa kesal.
Tiba-tiba dibenakku terbesit sebuah ide. Satu-satunya tempat aku bisa mendapatkan informasi tentangnya adalah pihak sekolah yang menyimpan data tentang dirinya. Ya, aku akan mencobanya. Tak mengapa sedikit membuat waktuku terbuang.

Dengan mengendap-ngendap didinding kantor guru aku sedikit menguping pembicaraan mereka. Aku ingin memastikan apakah ini waktu yang tepat untuk menanyakannya walau sedikit aneh. Sepertinya ini sangat memungkinkan bagiku. Didalam hanya ada bu Via walikelas ku dan bu Sona sedang sibuk dengan bukunya masing-masing.

"Tok,tok,tok permisi bu?" Ucapku memberanikan diri mengetuk pintu.
Bu Sona menengadah kearahku. melihat ku berdiri dipintu.
"Ya Azam ada apa?" Tanya nya ingin tahu.
"Hmmmm anu bu, Azam mau bicara sesuatu sama bu Via sebentar". Ucapku sedikit gugup

Bu Via yang mendengar namanya kusebut lansung mengangkat kepalanya dan tersenyum kearahku.
"Ya Azam ada apa? Apa ada sesuatu hal yang penting?" Tanya nya langsung.

Kemudian aku pun berjalan kearah meja bu Via.
"Iya bu, maaf mengganggu sebelumnya. Maksud kedatanganku kemari adalah ingin menanyakan apakah ibu punya data tentang alamat Jieca? Soalnya sudah seminggu dia tak ada kabar bu". Jelasku
"Oh Jieca ya, tapi kenapa tiba-tiba kamu peduli terhadapnya. Bukankah dia tidak pernah punya teman?" Tanya bu Via curiga.

 Aku mulai bingung harus menjawab apa.
 "Oh tidak ada apa-apa bu. Waktu itu dia tiba-tiba meminjam bukuku dan sampai sekarang belum dikembalikan. Padahal aku mau pakai bu". Jawabku berbohong.

"Oh ya sudah. Sebentar ibu cek dulu. Oh iya jika kamu menemuinya nanti jangan lupa tanyakan kenapa dia tidak masuk sekolah". Ucap bu Via sambil membongkar map file di rak.
"Okey bu, nanti kutanyakan".Ucapku cepat.

Beberapa saat kemudian,
"Ini dia Azam, ibu sudah menemukannya". Sambil menunjukkan kertas berisi semua data tentangnya.

Aku pun langsung mendekat melihatnya. Kemudian tak lupa aku mencatatnya.
Setelah aku mendapatkannya aku pun pergi.
Setiba pulang sekolah, aku pun melanjutkan langkahku kealamat yang aku cari tadi. Tempatnya lumayan jauh dari sekolah.
Sesuai alamat itu, tempatnya berada dikompleks perumahan elit. Kemudian aku mencari posisi rumahnya. Sedikit sulit bagiku hingga aku harus bertanya pada petugas pos itu. Setelah mendapatkan informasi dari mereka tak berapa lama kemudian aku menemukannya.
Rumahnya lumayan besar dengan pagar berwarna hitam. Diterasnya ada dua mobil dengan merk ternama. Tapi seingatku gadis itu selalu berjalan kaki kesekolah. Pernah sekali aku melihatnya turun dari angkot lalu berjalan kesekolah. Apa yang terjadi sebenarnya ya? Aku mulai bertanya-tanya. Sepertinya rumah itu sepi, tapi ada dua mobil yang terparkir di garasi. Aku memikirkan cerita gadis aneh itu. Menurutnya hidupnya hanya dikelilingi orang-orang yang berasal dari neraka. Jadi, bagaimana caraku untuk bisa masuk kerumah itu?. Aku masih berdiri mematung didepan pagar rumah itu.
"Tingggggggggg" aku menekan bel yang berada tepat diatas kepalaku. Tak lama kemudian keluar seorang wanita separuh baya membuka pintu rumahnya. Kemudian berteriak sekencang mungkin. "Bi Naaaaaaaaaaaaa" teriaknya. Lalu muncullah seorang wanita tua setengah berlari ketakutan menghampirinya yang masih berdiri dipintu.
"Iya nya, ada apa" tanyanya dengan raut menyedihkan.

"Aku benci ini. Jangan membuatku harus memanggilmu 2 kali. Kau mengerti maksudku kan? Lihat siapa yang diluar sana. Jika tidak penting usir saja".
Terdengar suaranya yang meledak membentak wanita tua itu. Sehingga membuatnya semakin takut. Lalu wanita itu masuk kedalam lagi. Dan wanitu tua itu berjalan kearahku untuk menbuka gerbang.
"Ada apa tuan, mau bertemu siapa ya" tanya nya lembut.

"Aku teman sekolahnya Jieca bi. Jie sudah seminggu tidak masuk sekolah. Apa dia baik-baik saja" tanyaku lagi.
"Tuan ini temannya Non Jie? Alhamdulillah kalau Non udah punya teman. Makasih ya tuan udah mau jadi temannya non Jie.
Hmmm,, anu tuan. Jangan tanya keadaannya karena dia tak pernah baik diperlakukan sebagai satu-satunya Nona Muda". Ucap bibi itu sedih.

Sementara aku mulai bingung mendengarnya
"Ada apa dengannya bi, apa aku boleh bertemu dengannya sekarang?". Tanyaku tak sabar.

"Hmmm, sebaiknya urungkan saja niat tuan itu.bibi takut tuan akan kena imbasnya". Ucap bibi itu semakin membuatku curiga.

Tiba-tiba wanita yang tadi muncul lagi berjalan kearah kami. "Eh bi, lagi curhat ya? Lama banget. Siapa dia bi".ucapnya garang.

Ketika si bibi hendak menjawab aku memotongnya dengan cepat.
"Saya temannya Jieca Tante. Boleh aku masuk? Aku datang ingin membawakan pesanan Jieca  buat tante. Ibuku seorang owner martabak waroeng.Kata  Jieca  tante sangat menyukai martabak. Jadi dia memintaku untuk membawakannya untuk tante". Ucapku dengan alasan yang baru saja aku setting. Sambil mengeluarkan bingkisan martabak yang sebenarnya itu sendiri adalah pesanan mama.

"Ah, benarkah Jieca yang memintamu membawa martabak ini padaku?. Aku sangat menyukainya. Kau ingin bertemu dengannya baiklah kuijinkan. Karna kau telah membuatku merasa bahagia". Ucapnya sambil mengambil sendiri martabak itu dari tanganku.

Yes,,, misiku berhasil. Bisikku kegirangan.
"Bi, jangan lupa antar dia menemui anak itu. Tapi ingat jangan sampai melebihi batas kewajarannya". Ucapnya sambil meninggalkan kami.

"Tuan, keren. baru kali ini ada orang yang lolos ingin menemui si Non. Ayo tuan cepat masuklah". Ucap bibi itu
 bahagia.

#bersambung,,,,,
Wait to the episodes."5 Menit" Cerbung by: Nurmayani Tanjung

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berbagi disaat Sulit

PUISI "Derita Hatiku"