Berbagi disaat Sulit

========= True Story =========

                     =====Story 1=====
Hari itu seperti biasa aku pulang kerja dengan menaiki transjakarta (busway). Dari arah lebak Bulus menuju indosiar rute perjalanan yang cukup jauh harus aku tempuh. Dijam-jam sibuk seperti ini dimana jam pulang kerja para karyawan. Bisa ditebak kalau saya pulang setelah antrian panjang disetiap koridor busway. Setelah tiba di halte indosiar , aku akan transit menuju kalideres. Tapi, hari ini aku melihat antrian begitu panjang dan berdesak-desakan memenuhi area koridor halte. Untuk menghindari itu aku memutuskan untuk duduk sebentar mengurangi antrian busway. Aku pikir dengan begitu aku akan dapat tempat duduk di busway berikutnya. Mengingat rute pertama yang aku tempuh sangat berdesak-desakan membuat kaki aku terasa keram terlalu lama berdiri. Aku duduk dikursi yang tersedia diarea halte. Beberapa kali aku melihat busway yang melintas masih saja penuh, tentu saja antriannya tidak akan berkurang. Awalnya kursi disebelah kiri dan kananku masih terisi. Kursi didepanku juga terisi. Beberapa saat setelah itu penghuni disebelahku mulai menghilang. Orang-orangpun mulai sedikit berkurang karena sudah beberapa kali busway rute kalideres melintas. Aku yang sedari tadi sibuk menatap layar HP dijemariku tak sadar ternyata seorang pria duduk disebelahku. Ditengah keasyikanku terhadap hp samar-samar kumendengar suara seperti memanggil kearahku. "Mba, Mba, Mba,, " panggil pria itu. Hingga seruan keberapa kalinya aku baru menoleh memastikan apakah suara itu teararah padaku. "Yah,,, ?" Sapaku bingung melihat pria yang disebelahku ternyata memanggilku. Parasnya terlihat seperti seorang buruh ataupun kuli bangunan. Memakai sweater berwarna Misty grey dan celana pendek selutut. Memakai sendal dan dibahunya menempel ransel berwarna hitam. "Mba, punya uang 10rbuan gak? Aku mau pulang ke Depok naik kreta tapi duit aku cuma ada Rp. 5000" kata pria itu mencoba memberanikan diri. 
Sejenak aku langsung terdiam kaget mendengar pernyataan sipria  itu. Aku bingung dengan perasaanku antara prihatin dan ketakutan. Aku mencoba melirik kearah lain seperti tak mengindahkan orang yang berbicara denganku. "Yaallah, aku harus gimana? Antara percaya atau tidak. Antara prihatin dan takut. Prihatin serasa jika aku yang berada diposisinya. Takut jika ternyata ini modus, seperti berita-berita yang ramai ditv". Hening tak bergeming pikiranku mulai kacau. "Mba, gimana ada ga? 10ribu aja" pintanya. "Kalo mau naik kereta kenapa kesini Mas? Inikan halte busway". Ucapku mencoba mencari keterangan. "Abis ini aku akan ke stasiun Mba" jawabnya lagi. "Oh, iya yah stasiun pesing kan gajauh dari sini" pikirku. "Lagipula kalau memang bukan karena terdesak gak mungkin dia berani minta kalo cuma ceban doank".pikirku lagi. Tapi, aku masih terdiam dalam kebingungan. Bingung dalam arti bukan karena uang 10rb. "Mba,Mba,,," suara pria itu menyadarkan lamunanku. Dengan ragu kumencoba menoleh. Ku lihat kearah matanya. Sepertinya aku merasa baik-baik saja. Tidak ada seperti gejala terhipnotis atau semacamnya. Lalu kualihkan kembali pandanganku kearah keramaian. Lalu tangan kananku mencoba merogoh saku jacketku. Kutarik uang berwarna pink keunguan berlogo Rp. 10.000. Lalu ku berikan pada pria yang dari tadi menungguiku. Kulihat dia tersenyum lega dan mengucapkan terimakasih padaku. Lalu aku buru-buru pergi meninggalkan nya karena busway rute Kalideres sudah berhenti tepat dikoridor. Setelah menaiki, busway pun langsung berjalan. Dari kaca tempatku berdiri ku lihat pria tadi terus memandangiku sembari tersenyum hingga busway berlalu meninggalkannya.

                         ====Story 2====
Hari itu beberapa waktu sebelum story 1, Di jam yang sama suasana malam yang selalu menemani perjalanan pulangku. Busway yang aku naiki berhenti di halte Sumur Bor, akupun turun. Aku berniat untuk singgah sebentar di ATM BCa. Yang letaknya tepat berada didepan seberang halte yang ada Pom Bensin. Dan dibelakangnya ada Alfamart dan juga ATM Center. Tidak berapa lama setelah aku turun dari halte akupun tiba didalam Alfamart. Aku langsung menuju ATM yang aku maksud dan melakukan transaksi tarik tunai karena isi dompet yang sudah kosong. Setelah selesai dan ingin beranjak pergi tiba-tiba seorang kakek yang baru saja masuk langsung menghentikan langkahku. "Nengg, maaf bisa minta tolong ga,,?"ucap kakek itu. Aku yang terlihat bingung langsung menjawab "iiii,,iiya kenapa kek,,,? Tanyaku bingung. "Nanti kalo misalkan transferannya belum masuk, bisa minta tolong transfer uang 10ribu ke ATM saya ga? Bensin saya kebetulan abis diluar dan saya ga bawa uang"ucap kakek itu terlihat sedih.
"Hhhmmm,,okey" ucapku datar. Sikakek pun langsung mengecek saldo ATM miliknya. Miriss, sekaligus sedih bercampur kaget. Saya melihat langsung sisa saldo sikakek hanya Rp.10ribu sekian-sekian. Dengan lesu sikakek langsung membalikbadannya kearahku. Tanganku langsung spontan mengambil sebuah coklat dietalase yang sejajar denganku. Lalu berjalan kearah kasir dan mengeluarkan uang 100ribu. "Mba, minta pecahan uang cebanan yah kembaliannya".ucapku. Setelah itu aku berjalan menghampiri sikakek yang masih berdiri menunggu. Lalu kuberikan selembar uang yang dibutuhkan. Sikakekpun berterimakasih. Lalu menyerahkan kartu nama miliknya. "Ini kartu nama saya, nanti......" 
"...ohhhhh, gausah kek". Potongku dengn maksud sikakek tidak usah repot jika ingin menggantinya. "Hmmm,, Engga Neng, nanti kalau Neng ada butuh bisa hubungin saya dikartu ini ada nomor saya" ucapnya.

===The end===

Disini, dari cerita yang aku tulis bukan niat untuk mengumbar kembali apa yang aku lakukan. Aku hanya mengambil hal positifnya dan menyadari bahwa allah itu menguji kita bukan disaat kita punya segalanya. Melainkan disaat kamu merasa belum cukup tapi allah tetap menyuruhmu untuk berbagi. Tapi jangan lupa juga untuk berhati-hati yah gaes, karena sekarang banyak orang-orang jahat yang berkeliaran disekitar kita dengan modus yang bermacam-macam.
Thank's for read,
Best Regards: Nurmayani Tanjung

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Episode 2 "5 MENIT"

PUISI "Derita Hatiku"