Myfirststory

   
   Hari itu aku masih mengingat jelas bagaimana kepergianku ke tanah perantauan yang di diiringi oleh air mata bercucuran dari pipi umak
ku.

   Malam sebelum hari itu tiba, aku manfaatkan untuk menghabiskan waktuku bersama orang2 yang aku cintai.
Aku di suruh oleh papa untuk mengunjungi rumah2 saudara ( ada bou, ibu, etek,  mak sayang, pak kuti, dan lain2 ) dengan niat pamitan akan keberangkatan ku esok hari. Aku pun mengikuti saran papa dengan ditemani oleh abang yang mengantarku dengan mengendarai motor
Satu persatu telah aku kunjungi dan menyatakan niat keberangkatan ku besok. Mereka pun masing2 memberi doa dan nasehat-nasehat yang berharga untukku.

   Setelah aku mengunjungi semua saudara2, tiba waktu ku untuk menemui sahabat dan adik2ku yang telah menunggu ku di lapo cucu.
Saat aku tiba dilapo cucu, aku begitu kaget bercampur haru karena ternyata mereka telah mempersiapkan segala sesuatunya yang membuat aku tak ingin berpisah dengan mereka hingga aku meneteskan airmata. Semacam syukuran atau pun apa itu aku tak mengerti karena mereka menyuguhiku dengan aneka makanan yang begitu menggiurkan. Ada beberapa piring nasi goreng yang dihiasi dengan bentuk emoticon lucu dari bahan sayuran. Ada juga puding dengan lapis warna-warni, buah, dan lain-lain.Kata mereka ini adalah terakhir kalinya  mereka bisa makan bersama lagi dengan ku. Hingga saat kami makan bersama mereka masing-masing menyuapi ku sambil menangis begitu pula aku. Malam itu benar-benar sebuah dinner yang mengharukan bagiku. Lalu ketika acara makan malam berakhir mereka juga memberi ku sebuah bingkisan yang unik hingga saat ini aku masih bisa memanfaatkannya hinggga aku tak pernah melupakan kejadian itu.
malam itu begitu sangat berharga bagi ku. Hingga pada saat tidur pun aku masih ingin berharap kalau saja waktu akan berhenti sejenak agar aku punya sedikit banyak waktu lagi bersama mereka.
tapi itu hanya sebuah pengharapan konyol bagiku. Karena sang waktu pun telah tiba dipagi yang indah. Jumat barakah, aku sudah bersiap2 ingin berangkat ke sibolga tepatnya terminal ALS (arus lintas sumatera) aku diiringi sahabat dan adik2ku, umak papa, dan itam ke pinggir jalan sambil menunggu mobil angkutan yang akan membawaku nanti. Beberapa menit kemudian, mobil yang ditunggu pun telah tiba. Aku akan diantar oleh umak dan itam sampai terminal sibolga. Ketika aku ingin memasuki mobil, tiba2 itam seperti memasukkan sesuatu kedalam tasku. Saat aku menoleh aku melihat sebuah batu kerikil jalan. Saat aku ingin bertanya mengenai maksudnya, itam langsung menjelaskan bahwa itu ia lakukan agar aku tak pernah lupa akan tanah kelahiran ku. Yah, mengharukan bukan hingga aku hanya bisa tersenyum manis. Lalu saat roda mobil mulai melaju, aku melambaikan tangan dari kaca mobil dan kulihat mereka  yang ku tinggal kan menyeka air matanya. Sama halnya dengan aku, yang kemudian berdoa dalam hati kecilku " wahai tanah kelahiran ku yang tercinta, tunggu dan doakan aku kembali setelah misiku benar-benar nyata". Sepanjang perjalanan aku tak berhenti berharap dan menatap wajah umakku.
2jam lebih perjalanan telah dilalui, tibalah di terminal ALS Sibolga. Beberapa menit setelah kami tiba, muncullah mamakku (tulang) turun dengan menaiki becak motor, yang telah disuruh papa sebelumnya untuk membooking tiket untukku menuju Jakarta. Setelah ia menghampiri kami, mamak langsung menuju kasir tiket bersama umak untuk membayar tiket ku. Sebuah tiket kelas executive dengan bangku extra telah ada di tanganku. Sekarang waktunya menunggu jam keberangkatan ku. Di tiket tersebut tertera tepat di jam 12.00 nanti. Setelah jam kurang dari angka 12  barang2ku sudah diberi label dengan namaku lalu dimasukkan kedalam bagasi mobil.

   Lalu aku juga memasuki mobil dan mengambil tempat untuk duduk. Di temani umak dan itam aku sudah  mulai tak sanggup menahan diri untuk menangis. Ku lihat wajah umak yang mulai memerah lalu kemudian menangis memelukku. Lalu disusul itam lagi, kami bertiga pun menangis sejadi-jadinya hingga kami tidak peduli dengan orang2 yang ada di mobil dan menyaksikan kami sejak tadi. Tiba tiba terdengar dari luar kalau mobil yang aku tumpangi akan segera berangkat. Tapi umak masih saja memelukku erat dan dengan berat kemudian melepaskannya. Mereka berdua pun telah turun karena mobilnya akan segera berangkat. Mobil mulai melaju perlahan meninggalkan mereka yang masih menangis dan melambaikan tangan kearah ku.
Hingga bayangan itu mulai menghilang dari pandangan ku . "Yaallah, hari ini adalah hari terberat dalam hidup ku.

Aku melihat wajah ibuku menangis dan airmata itu telah merusak wajah ibuku. Yaallah engkau mahatau, ketahui mimpi dan tujuan ku untuk melangkah. Ridhai langkah ku yaallah hingga aku  berhasil dan kembali membayar dan mengganti tangis mereka itu dengan sebuah tangis yang indah layaknya mimpiku".



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Episode 2 "5 MENIT"

PUISI "Derita Hatiku"

Cerbung "Derita Hati"