"Karena Adikku"

Terngiang  masa kecilku dimana aku masih berkumpul dalam satu atap bersama kedua orang tuaku dan 3 orang adikku.
Aku mempunyai dua orang adik laki-laki, dan satu orang adik perempuan. Abdul adalah adik laki-laki yang nomor dua setelah aku . Nita adalah adik perempuanku yang nomor tiga. Sedangkan Akbar adalah adik laki-laki yang nomor empat atau paling bungsu. Kami terdiri dari dua pasang bersaudara plus dengan urutan cantiknya.
Masa kecilku bersama saudaraku tidaklah bisa dibilang sebagai kakak adik yang harmonis. Kenapa aku katakan demikian? Yah, karena memang kenyataannya tak bisa dipungkiri. Dan tidak dapat direkayasa ataupun bukan mengada-ada. Pemikiran ataupun selera kami tidak pernah sejalan. Segalanya sangat bertentangan bagi kami. Jelas saja karena memang selera pria dan wanita itu sangat bertolak belakang. Walaupun memang dulunya aku lebih suka bergaul dengan anak lelaki. Tapi untuk hobi yang satu ini sangat tidak mungkin. Hobby ini adalah salah satu hobby terpopuler jika pada masa kecilku hingga masa anak-anak sekarang ini. Kau tahu hobby apa itu maksud ku? "MENONTON TV" ya inilah yang saya maksud.
Pada masa itu disudut desa dipesisiran pantai Nan indah itu. Letak dimana gubuk tua kami berdiri dengan lingkungan yang sangat natural. Dengan fasilitas hunian yang sederhana. Tak ada riasan mewah ataupun lemari kaca yang terpampang disudut bagian  rumah itu. Dan tak banyak pula benda-benda ekektronik yang bernilai mahal. Kecuali satu set komputer tua pentium empat berwarna putih yang setia memajang diatas meja kayu buatan papa. Kala itu modelnya masih dianggap trend, karena hanya kami keluarga sederhana yang masuk kategori nomor dua memiliki komputer didesa itu. Setelah keluarga kaya yang pemilik pertama adalah kepala desa kami sendiri. Mengagumkan bukan?????? Tentu saja,,,,,, ya . Pada waktu itu,mungkin aku merasa anak yang paling bahagia dan beruntung memiliki papa yang pemikirannya sangat kekinian walaupun dilatarbelakangi dengan kondisi ekonomi yang menyedihkan. Aku tak memperdulikan itu. Bagiku itu adalah sah-sah saja walau  sebenarnya komputer itu pertama dibeli dan tiba dikediamanku adalah komputer seken. Hahaha,,, yah masih kuanggap baru.  Lalu diruang tengah meja kecil samping meja komputer itu, terletak sebuah tivi dengan ukuran lumayan besar  kira-kira 32 inch yang berwarna hitam. TV inilah yang menyebabkan terjadi nya kecanduan hobby itu. Untuk jenis film atau channel TV, papa sangat membenci, dan sensitif atau melarang keras kita menonton  film-film sinetron Indonesia. Jika saja kita ketahuan menonton sinetron oleh papa, dengan cepat papa mengambil remote TV atau langsung mematikan TV nya. Dia selalu berpendapat bahwa sinetron-sinetron Indonesia itu tidak bermutu dan tidak mendatangkan hal baik bagi generasi. Karena moralnya sangat merusak attitude atau pergaulan remaja. Benar saja  kebencian papa akan hal itu sangat menyiksa kami. Papa memiliki jam khusus menonton. Yaitu jam maghrib sampai selesai makan malam bersama sekitar jam 7 lewat adalah waktu papa menonton channel favoritnya. Seperti biasa Berita-berita olahraga, politik, ataupun nusantara. MetroTV, TV One, TVRI dll. Merupakan sumber utama channel nya. Jika setelah makan malam bersama, papa akan pergi kewarung sebagai rutinitasnya. Otomatis waktunya untuk kami menonton.
Happppp,,,,,!!!! Siapa cepat dia dapat.
Remote oh remote,,,,, inilah penyebab konflik kerukunan kami ternodai. Beruntung jika aku yang lebih dulu  merampok remote itu. Jika tidak, maka hal buruk akan terjadi. Yah, itu pasti. Adikku Abdul, adik terganteng, killer dan  tersongong yang ditakuti oleh dua orang adikku. Keberadannya dirumah membuat seisi rumah cemas seperti kedatangan seorang tamu teroris yang tak diundang. Tiada arti kehadiran yang ia ciptakan tanpa seisak tangis dari adikku karenanya. Oh tuhan,,, seperti biasa dia selalu unggul dalam ajang perebutan remote TV itu. Tak ada channel yang distel berdasarkan permintaan penonton. Karena yang menjadi operator nya adalah dia. Seleranya,,,, iuhhhhhhh!!!! Expressi berubah seperti ufuk barat yang mendung dan sebentar lagi akan turun hujan deras.
Oh papa, segera lah pulang. Agar  semuanya tidur saja. Batinku menjerit. Dibelakang pintu kamar aku duduk mengintip untuk ikut menonton film kesukaan abdul. Seperti biasa film barat di channel favorite nya. Aku harus terpaksa mencoba menyukai nya. hingga akhirnya aku benar-benar menyukainya. Bahkan semua film barat aku hampir hapal dan mengenalinya. Para pemainnya, alur ceritanya, hingga aku sendiri menjadi pecandu film barat juga. Itu semua Karena hobby adikku abdul. Tak ada hal yang bisa kuperbuat lagi sampai jam 9 setelah papa tiba, dan mewajibkan kita untuk tidur. Jam anak sekolah,menonton hanya ada dilimit itu. Maka papa akan melanjutkan hiburan malamnya. Jika dijam tidur kita,  papa akan menonton film favoritenya. Channel luar akan disetting lagi oleh papa. Saudi Arabia, Xinxong,Phoenix, Hongkong,Seoul,Chinnese,etc adalah channel yang selalu terputar olehku jika pertama kali menyetel TV.  Parabola payung diatas atap kamar mandi itu adalah tempatku berjuang ketika harus memutar ulang parabola lagi mencari siaran Indonesia. Perlu perjuangan besar untuk bisa melakukannya. Parobola itu ukuran nya besar dan berat jika aku harus menggesernya lagi lalu menguncinya lagi dengan ring itu. Sementara ibu dan adikku duduk di depan TV untuk memperhatikan reaksi apa yang telah ku hasilkan. Kadang terasa mudah dan kadang terasa gampang. Aku akan terus berusaha berjuang jika ingin menonton TV.
Yah, itulah sekilas ceritaku dimasa itu. Jika ku mengingatnya aku akan tersenyum sendiri karena merindukan hal itu lagi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Episode 2 "5 MENIT"

PUISI "Derita Hatiku"

Cerbung "Derita Hati"