Cerbung "Tanpa Judul"

Episode 1 :
πŸ‘‡πŸ‘‡πŸ‘‡πŸ‘‡πŸ‘‡πŸ‘‡

Pagi itu  dengan tergesa-gesa sedikit berlari terlihat seorang gadis memasuki lobby disalah satu gedung tertinggi dikota jakarta. Sesekali gadis itu melirik jam tangan berwarna coklat yang melingkar dipergelengan tangannya. Wajahnya terlihat sedih sekaligus takut karna jam sudah menunjukkan pukul 09.30. Gadis itu berjalan menuju tempat deretan resepsionis yang diisi oleh beberapa wanita cantik dan enerjik. Jelas saja gedung itu salah satu gedung terelit di Jakarta. Wajar saja jika resepsionisnya juga harus yang benar-benar cantik.
Dengan terburu-buru gadis itu mengeluarkan KTP miliknya dari dompet yang berada didalam tasnya. Lalu memberikannya ke bagian resepsionis.
 "Mau ketemu siapa dan dilantai berapa Mba?" Tanya resepsionis sembari memamerkan senyum manisnya.
"Hmmm, mau ketemu bapak Adrian dilantai 17 Mba" jawabnya secepat mungkin.
"Oh mau ikut interview yah Mba" balasnya mencoba menerka
"Iya mba" balasnya lagi
"Sepertinya udah dimulai dari jam 08.00 tadi deh mba" jelas nya kebingungan melihat gadis itu terlambat beberapa jam.

"Iya Mba, aduhhh gimana ini yah. Tadi saya kena macet dijalan" jawab gadis itu ragu
"Mba keatas aja dulu, mungkin masih bisa nyusul Mba" balasnya mencoba menyakinkan Keraguannya seraya memberikan id card.

Lalu  gadis itu berjalan gontai menuju area lift lantai 17.
Tanpa menunggu lama pintu lift pun terbuka. Gadis itu masuk kedalam lift. Ketika pintu lift akan tertutup tiba-tiba seorang pria masuk dengan terburu-buru juga.
Gadis itu lalu memenekan tombol angka 17 kelantai tempat ia tuju. Tiba-tiba spontan pria tadi menekan kembali angka 19. Gadis itu mengernyitkan dahi seakan merasa kesal karena tingkah pria yang seenak jidatnya saja. Padahal dia lebih dulu. Merasa tidak terima gadis itu menekan kembali angka 17 dengan cepat. Tiba-tiba tangan pria itu kembali menekan angka 19.
 "Hey Mas, masih waras ga. Aku yang duluan masuk knp kamu yang mau duluan" ucap gadis itu kesal
 "Mba masih sehat kan, gue lagi buru-buru banget ini" jawab pria itu dengan santai
 "Emang kamu doank yang buru-buru, saya juga lagi telat ini gara-gara angkot sialan itu" teriak gadis itu kesal.
 "Bukan urusan gue yah mba" jawab pria itu tanpa mengindahkan gadis yang sedang berbicara dengannya.

"Baiklah, semoga urusanmu ga kelar-kelar" balasnya sambil mencoba menekan angka 17 lagi spontan.

Ketika pria itu hendak membalas pernyataan gadis itu tiba-tiba dilantai 11 pintu lift berhenti terbuka. Dan seorang wanita sekitar umur 30an masuk. Lalu dengan santai menekan kembali angka 18.
Si gadis dan pria itu terdiam kesal dan saling berpandangan dengan sorotan mata yang hendak menerkam mangsa. Lalu keduanya spontan berteriak "ini sudah jam berapa, saya bisa telat"sembari menunjuk jam yang berada dipergelangan tangan kiri masing-masing.
Merasa terganggu dengan teriakan si gadis dan pria itu. Wanita itu langsung menutup kedua telinganya. Dan menatap tajam kearah mereka berdua.
Pintu lift terbuka lagi dilantai 18. Seorang pria kembali masuk dan menekan angka 17. Lantai yang sama dengan gadis itu. Mereka masih saja terdiam setelah kejadian tadi.
Dilantai 17 pria itu keluar disusul gadis itu. Sebelum keluar gadis itu masih sempat melirik kearah pria itu sekaligus mencibirnya.

Toktoktokkkk....
Gadis itu mengetuk pintu dan membukanya. Gadis itu masih menunduk malu karena keterlambatannya.
"Silahkan isi form ini disini dulu mba" ucap seorang wanita yang berada disebelah kiri tengah ruangan itu. Saat mencoba mengangkat kepala mengikuti arah suara itu berasal. Gadis itu  tak sadar bahwa ternyata semua pandangan telah tertuju kearahnya. Yang paling mengejutkan semua peserta yang akan di interview mengenakan baju putih seragam dengan blazer warna hitam. Seperti yang telah diinfokan saat di email panggilan interview. Lain halnya dengan gadis yang kini baru tiba dan berdiri mematung. Gadis itu mengenakan baju warna cream senada dengan tas dan sepatunya. Gadis itu berjalan menuju tempat dimana wanita tadi memanggilnya. Setelah mengisi form ia mengambil posisi untuk segera duduk melepas lelah. Baru saja ia duduk tiba-tiba seorang wanita memanggil namanya untuk segera masuk sebagai peserta terakhir yang akan diinterview.


Selesai diinterview, para peserta mengikuti tahap seleksi. Setelah mengikuti beberapa tahap seleksi. Pengumuman siapa yang akan lolos seleksi. Tanpa disadari dari 40 peserta yang diinterview nama gadis itu termasuk peserta yang lolos diurutan ke 7 dari 10 yang terpilih. 30 orang yang tidak lolos akhirnya meninggalkan ruangan dengan kesal. Diantara mereka ada yang mengumpat kesal dam berkata "apa-apaan ini, masa gue ga lolos sih. Padahal tadi gue orang ke3 yang pertama hadir. Masa cwe itu bisa lolos padahal dia dateng hampir jam 10." Ucap seorang pria.

Merasa dirinya lah yang dimaksud, gadis itupun hanya menunduk bersalah.
Seorang wanita memerintahkan bagi yang lolos untuk segera keruangan bapak Varo dilantai 19 sebagai tahap akhir seleksi.

Ke 10 peserta duduk menunggu didalam ruangan tertutup yang memiliki meja bundar.  Diantaranya adalah gadis itu.
Sekitar 15 menit menunggu bapak yang namanya Varo akhirnya muncul.
"Selamat siang semuanya". Sapaan pertama yang ia tujukan pada 10 peserta yang kini berada dihadapannya.
"Selamat siang juga pak". Serentak mereka menjawab kecuali salah satu gadis yang sedari tadi menunduk dibawah kursinya. Entah apa yang ia sibukkan.
Merasa aneh akhirnya sebuah sapaan khusus meluncur untuk gadis yang masih belum sadar akan keberadaannya itu.
"Selamat siang Nona yang sibuk?"
Ke 9 peserta lainnya akhirnya melirik kearah wanita itu bersamaan.

"Maaf, pak sepatu saya heelnya mau copot" jawaban yang spontan keluar dari mulut gadis itu tanpa menyadari siapa yang berbicara dengannya.

Semua hening tak ada suara setelah mendengar penyataan gadis itu.
Sadar merasa aneh akhirnya gadis itu  mencoba mengatur posisi duduknya. Ketika hendak mengangkat kepalanya mencari sosok suara itu. Mulutnya ternganga spontan tangan kirinya menutup mulutnya. Menyaksikan siapa yang kini tepat dihadapannya.
Ternyata pria sombong yang satu lift dengannya tadi.
Semua terdiam dan masih menatap kearahnya.
"Okey, mba saya minta boleh keluar sekarang. Nanti masuk lagi setelah 9 orang ini keluar" perintahnya datar.
"Baik, terimakasih pak" jawabnya santai seolah tak mengerti betapa orang yang kini berbicara dengannya sudah sangat ingin marah melihat wajahnya yang mengeras dan merah padam.
Tapi gadis itu seolah menganggapnya teman biasa.

Sekitar hampir 30 menit akhirnya semua ke9 peserta keluar dari ruangan.
"Mba disuruh kedalem ama bapaknya" ucap salah satu peserta

Gadis itu masuk dan duduk tepat didepan pria yang disebut bapak Varo. Gadis itu menjulurkan form yang ia isi tadi tanpa mengeluarkan suara.

"Andini putri hermawan, nama yang cukup menarik tapi tidak untuk orangnya" tukas pria itu tanpa menyentuh kertas yang disodorkan gadis itu dan hanya meliriknya.
Tidak terima merasa direndahkan. Gadis itu ingin berbicara
"Aaaaa......"""
"Anda ingin melamar kerja atau mencari keributan. Jika mencari keributan biar saya panggil satpam" potong pria itu.
"Dasar pria sombong" sahut gadis itu setengah berbisik.
"Nona Andin anda sadar jam berapa anda tiba disini tadi?" Tanyanya
"Andini, tolong nama saya jangan dipotong pak" jawabnya kesal
"Apa nona datang kesini hanya untuk mempermasalahkan nama itu?" Tanyanya sombong.

Oh my god, saya kehilangan kamus untuk menjawab pria sombong ini. Gumamnya
"Okey, Nona belum jawab pertanyaan saya yang pertama. Saya beritahu anda, bahwa diperusahaan besar seperti ini sangat tidak membutuhkan karyawan seperti anda" ucapnya.
"Dan saya juga tidak yakin kalau diperusahaan besar seperti ini  menyimpan seorang atasan yang tidak disiplin dan sombong" balas gadis itu merasa dipojokkan.

Pria itu mendengus kesal. Dan menatap tajam gadis yang berada didepannya.
"Apa anda berharap agar saya terima? " tanya pria itu.
"Saya tidak berharap anda menerima saya. Tapi saya berharap bisa bekerja disini". Balas gadis itu tanpa ragu.
Pria itu terkejut mendengar pernyataan gadis itu dan ia mencoba bersikap biasa. Karena jika tidak masalahnya akan bertambah runyam.

"Okey Nona, saya tunggu anda besok disini jam 07.30 pagi tidak Ada kata terlambat. Apa anda bisa membuktikan bahwa anda salah satu kandidat terbaik yang kami harapkan?" Tanya pria itu. Sepertinya dia merencanakan seauatu.

"Aaaa..... Hmmmm okey baiklah. Terima kasih sebelumnya pak" ucap gadis itu seraya mengulur tangan kanannya untuk berjabat tangan. Sebelumnya dia ingin menentang tapi terpaksa ia redam. Mengingat usahanya untuk bisa bekerja disini sudah sangat besar.

#Bersambung......πŸ™‹πŸ™‹πŸ™‹πŸ™‹

Komentar

  1. Okey sayang, saran yang bagus sekali. Kita keep duluyah😘

    BalasHapus
  2. Okey sayang, saran yang bagus sekali. Kita keep duluyah😘

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berbagi disaat Sulit

Episode 2 "5 MENIT"

PUISI "Derita Hatiku"